Jelaskan
tentang perkembangan jaringan computer sebagai sarana yang digunakan dalam
proses telematika!
Pertama adalah
periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun
1980-an. Periode kedua disebut pengenalan, rentang wktunya adalah tahun
1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga ini dimulai
tahun 2000.
Aneksasi Indonesia terhadap Timor Portugis,
peristiwa Malari, Pemilu tahun 1977, pengaruh Revolusi Iran, dan ekonomi yang
baru ditata pada awal pemerintahan Orde Baru, melahirkan akhir tahun 1970-an
penuh dengan pembicaraan politik serta himpitan ekonomi. Sementara itu sejarah
telematika mulai ditegaskan dengan digariskannya arti telematika pada tahun
1978 olehwarga Prancis.
Mulai tahun 1970-an inilah Toffler
menyebutnya sebagai zaman informasi. Namun demikian, dengan perhatian yang
minim dan pasokan listrik yang terbatas, Indonesia tidak cukupmengindahkan
perkembangan telematika.
Memasuki tahun 1980-an, perubahan secara
signifikanpun jauh dari harapan. Walaupun demikian, selama satu dasawarsa,
learn to use teknologi informasi, telekomunikasi, multimedia, mulai
dilakukan. Jaringan telpon, saluran televisi nasional, stasiun radio nasional
dan internasional, dan komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun
penggunanya masih terbatas. Kemampuan ini dilatarbelakangi oleh kepemilikan
satelit dan perekonomian yang meningkat dengan diberikannya penghargaan tentang
swasembada pangan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kepada Indonesia pada
tahun 1984.
Setahun sebelumnya di Amerika Serrikat,
tepatnya tanggal 1 Januari 1983, internet diluncurkan. Sejak ARPAnet (Advance
Research Project Agency) dan NSFnet (National Science Foundation) digabungkan,
pertumbuhan jaringan semakin banyak, dan pada pertengahan tahun, masyarakat
mulai memandangnya sebagai internet.
Penggunaan teknologi telematika oleh
masyarakt Indonesia masih terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang sekarang
dikenal sebagi email dalam suatu group, dirintis pada tahun 1980-an.
Mailinglist (milis) tertua di Indonesia dibuat olehJhhny Moningka dan Jos
Lukuhay, yang mengembangkan perangkat "pesan" berbasis
"unix", "ethernet", pada tahun 1983, persis bersamaan
dengan berdirinya internet sebagai protokol resmi di Amerika Serikat. Pada
tahun- tahun tersebut, istilah "unix", "email",
"PC", "modem", "BBS", "ethernet", masih
merupakan kata-kata yang sangat langka.
Periode rintisan telematika ini merupakan
masa dimana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika, atau
minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an, teleconference terjadwal hampir sebulan
sekali di TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif
antara Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar jakarta, bahkan
di luar pulau Jawa. Pada pihak akademisi dan praktisi praktisi IT (Information
and Technology), merekam penggunaan internet sebagai berikut.
Menjelang akhir tahun 1980-an, tercatat
beberapa komunitas BBS, seperti Aditya (Ron Prayitno), BEMONET (BErita MOdem
NETwork), JCS (Jakarta Computer Society - Jim Filgo), dan lain-lain. Konon,
BEMONET cukup populer dan bermanfaat sebagai penghilang stress dengan milis
seperti "JUNK/Batavia". Di kalangan akademis, pernah ada UNInet dan Cossy.
UNINET merupakan sebuah jaringan berbasis UUCP yang konon pernah menghubungkan
Dikti, ITS, ITB, UI, UGM, UnHas, dan UT. Cossy pernah dioperasikan dengan
menggunakan X.25 dengan pihak dari Kanada. Milis yang kemudian muncul menjelang
akhir tahun 1980-an ialah the Indonesian Development Studiesi (IDS) (Syracuse,
1988); UKIndonesian (UK, 1989); INDOZNET (Australia, 1989); ISNET (1989); JANUS
(Indonesians@janus.berkeley.edu), yang saking besarnya sampai punya beberapa
geographical relayers; serta tentunya milis kontroversial seperti APAKABAR.
Jaringan internet tersebut, terhubungakan
dengan radio. Medio tahun 1980 diisi dengan komunikasi internasional melalui
kegiatan radio amatir, yang memiliki komunitas dengan nama Amatir Radio Club
(ARC) Institut Teknologi Bandung (ITB). Bermodalkan pesawattransceiver HF SSB
Kenwood TS 430 dengan computer Apple II, sekitar belasan pemuda ITB
menghubungkan server BBS amatir radio seluruh dunia, agar email dapat berjalan
lancar.
-
Periode Pengenalan
Periode satu dasawarsa ini, tahun 1990-an,
teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya.
Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada
awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu,
setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian disediakan wadah baru
dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis yang mulai digagas
sejak tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994,
dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas
pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet
Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang
sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet. Dua tahun keterbukaan
informasi ini, salahsatu dampaknya adalah mendorong kesadaran politik dan usaha
dagang. Hal ini juga didukung dengan hadirnya televise swasta nasional, seperti
RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun
1995-1996.
Teknologi telematika, seperti computer,
internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televisi
internasional - tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei
1998. Masa krisis ekonomi ternyata menggairahkan telematika di Indonesia.
Disaat keterbukaan yang diusung gerakan moral reformasi, stasiun televise yang
syarat informasi seperti kantor berita CNN dan BBC, yakni Metro Tv, hadir pada
tahun 1998. Sementara itu, kapasitas hardware mengalami peningkatan, ragam
teknologi software terus menghasilkan yang baru, dan juga dilanjutkan
mulaibergairahnya usaha pelayanan komunikasi (wartel), rental computer, dan
warnet (warung internet). Kebutuhan informasi yang cepat dan gegap gempita
dalam menyongsong tahun 2000, abad 21, menarik banyak masyarakat Indonesia
untuk tidak mengalami kesenjangan digital (digital divide).
Pemerintah yang masih sibuk dengan gejolak
politik yang kemudian diteruskan dengan upaya demokrasi pada Pemilu
1999, tidak menghasilkansuatu keputusan terkait perkembangan telematika
di Indonesia. Dunia pendidikan juga masih sibuk tambal sulam kurikulum sebagai
dampak perkembangan politik terbaru, bahkan proses pembelajaran masih
menggunakan cara-cara konvensional. Walaupun demikian, pada tanggal 15 Juli
1999, arsip pertama milis Telematika dikirim oleh Paulus Bambang Wirawan, yakni
sebuah permulaan mailinglist internet terbesar di Indonesia.
-
Periode Aplikasi
Reformasi yang banyak disalahartikan,
melahirkan gejala yang serba bebas, seakan tanpa aturan. Pembajakan software,
Hp illegal, perkembangan teknologi computer, internet, dan alat komunikasi
lainnya, dapat denganb mudah diperoleh, bahkan dipinggir jalan atau kios-kios
kecil. Tentunya, dengan harga murah. Keterjangkauan secara financial yang
ditawarkan, dan gairah dunia digital di era millennium ini, bukan hanya mampu
memperkenalkannya kepada masyarakat luas, akan tetapi juga mualai dilaksanakan,
diaplikasikan. Pada pihak lain, semua itu dapat berlangsung lancar, dengan
tersedianya sarana transportasi, kota-kota yang saling terhubung, dan industri
telematika dalam negeri yang terus berkembang.
Awal era millennium inilah, pemerintah
Indonesia serius menaggapi perkembangan telematika dalam bentuk keputusan
politik. Kebijakan pengembangan yang sifatnya formal "top-down"
direalisasikan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2000
tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi Presiden No.
6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika. Dalam bidang yang sama,
khususnya terkait dengan pengaturan dan pelaksanaan mengenai nernagai bidang
usaha yang bergerak di sector telematika, diatur oleh Direktorat Jendral
Aplikasi Telematika (Dirjen Aptel) yang kedudukannya berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.
Selanjutnya, teknologi mobile phone begitu
cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hamper seluruh lapisan
masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya
antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televise, dan
teleconference melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan
skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan
internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus
tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis. Terkait dengan hal
tersebut, Depkominfo mencatat bahwa sepanjang tahun 2007 yang lalu,
Indonesia telah mengalami pertumbuhan 48% persen terutama di sektor sellular
yang mencapai 51% dan FWA yang mencapai 78% dari tahun sebelumnya.
Selain itu, dilaporkan tingkat kepemilikan
komputer pada masyarakat juga mengalami pertumbuhan sangat signifikan, mencapai
38.5 persen. Sedangkan angka pengguna Internet mencapai jumlah 2 juta pemakai
atau naik sebesar 23 persen dibanding tahun 2006. Tahun 2008 ini diharapkan
bisa mencapai angka pengguna 2,5 juta. Data statistik tersebut menunjukkan
aplikasi telematika cukup signifikan di Indonesia. Namun demikian, telematika
masih perlu disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat
tanpa terkecuali. Pemberdayaan manusianya, baik itu aparatur Negara
ataupun non- pemerintah, harus terus ditumbuhkembangkan.
Selama perkembangan telematika di Indonesia
sekitar tiga dasawarsa belakangan ini, membawa implikasi diberbagai bidang.
Kemudahan yang disuguhkan telematika akan meningkatkan kinerja usaha, menghemat
biaya, dan memperbaiki kualitas produk. Masyarakat juga mendapat manfaat
ekonomis dan peningkatan kualitas hidup.
Peluang untuk memperoleh informasi bernuansa
porno dan bentuk kekerasan lainnya, dapat terealisir. Di lain pihak, segi
individualis dan a-sosial amat mungkin akan banyak menggejala di masyarakat.
Walaupun demikian, masih banyak factor lain yang dapat mempengaruhi
perilaku masyarakat tertentu dan factor yang sama dapat berdampak lain pada
lingkungan yang berbeda.
Sejak AS, sebagai negara yang paling awal
mempunyai inisiatif dalam pembangunan superhighways informasi, meluncurkan The
National Infrastructure Information-nya pada tahun 1991, banyak negara industri
lainnya mengikutinya. Bulan Februari 1996 Inggris dan Jerman memperkenalkan
kebijakan-kebijakan superhighways informasi mereka, yaitu The Information
Society Initiative di Inggris dan program The Info 2000 di Jerman.
Tak lama kemudian di tahun 1996, negara di
Asia Tengah mengikutinya, seperti Filipina dengan Tiger, Malaysia dengan
Multimedia Super Corridor (MSC) dan Singapura dengan Singapore-ONE. Dan di
tahun 1997 Indonesia meluncurkan kebijakan superhighways informasi dengan nama
Nusantara 21.
Beda antara Nusantara 21 dengan kebijakan
superhighways informasi negara lain
dapat
dijelaskan oleh 5 hal yaitu :
1. Evolusi Teknologi,
Teknologi terus berubah. Prakiraan perkembangan teknologi di masa mendatang
sangat beragam. Di antara banyak negara tidak ada persetujuan mengenai
kebutuhan untuk menghubungkan dengan kabel tempat-tempat paling jauh. Beberapa
pakar berfikir bahwa teknologi wireless yang didukung oleh satelit dengan orbit
rendah mungkin dapat mewujudkan komunikasi broadband dengan baik. Di Indonesia
tampaknya terjadi evolusi teknologi yang unik. Mengingat masyarakat Indonesia
sebagian besar tinggal di pedesaan dan banyak yang buta huruf, sehingga
tampaknya teknologi visual dan pembicaraan (speech) akan lebih mendapat tempat
di masyarakat daripada teknologi informasi dengan tulisan (text).
2. Struktur pasar dan strategi industri, Para aktor strategi
industri yang terlibat dalam pembuatan superhighways informasi tidak
tergantung pada negara dimana mereka tinggal. Strategi-strategi dari para
aktor utama dalam industri content juga menggambarkan ketidakpastian mengenai
masa depan peralatan layanan informasi yang akan digunakan. Karena tergantung
struktur pasar, bisa jadi di masa depan strategi yang tepet berada dalam
pilihan alternatif antara lain multimedia ( seperti CD-ROM, perangkat lunak PC
dan piringan video digital) atau kabel (seperti TV kabel, telekomunikasi kabel
dengan serat optic) atau jejaring telekomunikasi dari berbagai jenis teknologi
telekomunikasi. Di Indonesia struktur pasarnya cukup beragam, ada wilayah
urban, suburbia, dan rural. Untuk urban semua alternatif seperti multimedia,
kabel, jejaring, telekomunikasi dapat dipertimbangkan. Tetapi untuk
daerah suburbia dan rural, tampaknya yang paling tepat adalah jejaring
telekomunikasi dari berbagai teknologi yang sebelumnya telah ada dan tinggal
mengalami beberapa penyempurnaan, oleh karena itu Nusantara 21 dipersiapkan
mengadopsi jejaring telekomunikasi dari berbagai jenis teknologi telekomunikasi.
3. Penyusunan Institusional, Kebijakan – kebijakan
superhighways informasi melibatkan berbagai badan atau agen pemerintah yang
berkoordinasi secara fungsional, sektoral ataupun territorial. Dalam fungsinya,
di AS atau Inggris, pemerintah tidak mengontrol seluruh proses kebijakan karena
telah ada agen-agen regulasi independent. Secara sektoral, konflik dan
persaingan institusional dapat terjadi di antara departemen pemerintah. Di
Indonesia yang berperan dalam N21 merupakan tim yaitu Tim Koordinasi Telematika
Indonesia (TKTI) yang melibatkan banyak menteri sesuai keppres 30 tahun 1997.
Hal ini menunjukkan peran pemerintah Indonesia masih sangat besar dibandingkan
peran swasta, masyarakat dan lain-lain. Adapula institusi yang lemah posisinya
daripada TKTI, yaitu Kelompok Kerja Penyusunan Konsep Buku Nusantara 21 yang
terdiri dari 14 kelompok yang terdiri dari wakil Telkom, Indosat, dan
Universitas.
4. Akomodasi terhadap nilai – nilai nasional, Walaupun label
“masyarakat informasi” yang sama digunakan di berbagai negara, visi sosial yang
dikandungnya memiliki content local yang unik, yang berpijak pada nilai-nilai
sosial dasar masing-masing masyarakat setiap negara. Di Indonesia, konsep
superhighways informasi N21 tidak terlepas dari aspek Wawasan Nusantara yang
heterogen dan Ketahanan Nasional, baik dari segi ekonomi, sosial, politik,
serta pertahanan keamanan, yang telah muncul sejak adanya konsep satelit.
Bahkan N21 sesungguhnya merupakan pemutakhiran dari Palapa, dengan tetap
menggunakan pendekatan pada nilai-nilai yang mempersatukan nusantara.
Selain itu, N21 tercakup juga dalam program Multimedia Asia (M2A), program yang
bertujuan mempersatukan wlayah Asia melalui telematika.
5. Interaksi dengan kebijakan-kebijakan publik
lainnya, Melalui tiga analisis yang umumnya dilakukan di semua negara
(daya saing ekonomi, perbaikan kondisi sosial, liberalisasi telekomunikasi),
juga analisis spesifik untuk masing- masing negara, kebijakan superhighways
juga dihubungkan kepada kebijakan-kebijakan publik lainnya.
Di Indonesia, Nusantara 21 berkaitan dengan
kebijakan – kebijakan mengenai daya saing ekonomi masyarakat Indonesia
menghadapi pasar global, kebijakan pengurangan kesenjangan antara lapisan
sosial ekonomi, kebijakan pertumbuhan industri nasional khususnya industri
teknologi telekomunikasi, kebijakan perbaikan kondisi sosial masyarakat,
kebijakan peningkatan pendidikan dan pengajaran serta kebijakan melestarikan
kebudayaan nasional.
Sedangkan mengenai kebijakan liberalisasi
telekomunikasi tampaknya tidak terlalu mendapat dukungan. Swasta dilibatkan
tetapi masih terbatas. Tetapi yang tampaknya terpenting dan khas dari N21
adalah interaksinya dengan kebijakan persatuan dan kesatuan Indonesia dan
pertahanan keamanan yang sangat kiat tidak lepas dari nilai-nilai Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional
Jelaskan tentang perkembangan teknologi wireless yang meliputi hardware,
sistem operasi dan program aplikasi yang digunakan pada perangkat wireless!
Algoritma penjadualan (scheduling
algorithm). Dengan metode akses kompetisi, maka layanan seperti Voice over
IP atau IPTV yang tergantung kepada Kualitas Layanan (Quality of Service)
yang stabil menjadi kurang baik. Sedangkan pada WiMax, dimana digunakan
algoritma penjadualan, maka bila setelah sebuah terminal mendapat garansi untuk
memperoleh sejumlah sumber daya (seperti timeslot), maka jaringan
nirkabel akan terus memberikan sumber daya ini selama terminal membutuhkannya.
Standar WiMax pada awalnya
dirancang untuk rentang frekuensi 10 s.d. 66 GHz. 802.16a, diperbaharui pada
2004 menjadi 802.16-2004 (dikenal juga dengan 802.16d) menambahkan rentang
frekuensi 2 s.d. 11 GHz dalam spesifikasi. 802.16d dikenal juga dengan fixed
WiMax, diperbaharui lagi menjadi 802.16e pada tahun 2005 (yang dikenal
dengan mobile WiMax) dan menggunakan orthogonal frequency-division
multiplexing (OFDM) yang lebih memiliki skalabilitas dibandingkan dengan
standar 802.16d yang menggunakan OFDM 256 sub-carriers. Penggunaan
OFDM yang baru ini memberikan keuntungan dalam hal cakupang, instalasi,
konsumsi daya, penggunaan frekuensi dan efisiensi pita frekuensi. WiMax yang
menggunakan standar 802.16e memiliki kemampuan hand over atau hand
off, sebagaimana layaknya pada komunikasi selular.
Banyaknya institusi yang
tertarik atas standar 802.16d dan .16e karena standar ini menggunakan frekuensi
yang lebih rendah sehingga lebih baik terhadap redaman dan dengan demikian
memiliki daya penetrasi yang lebih baik di dalam gedung. Pada saat ini, sudah
ada jaringan yang secara komersial menggunakan perangkat WiMax bersertifikasi
sesuai dengan standar 802.162.
Spesifikasi WiMax membawa
perbaikan atas keterbatasan-keterbatasan standar WiFi dengan memberikan lebar
pita yang lebih besar dan enkripsi yang lebih bagus. Standar WiMax memberikan
koneksi tanpa memerlukan Line of Sight (LOS) dalam situasi
tertentu. Propagasi Non LOS memerlukan standar .16d atau revisi 16.e, karena
diperlukan frekuensi yang lebih rendah. Juga, perlu digunakan sinyal muli-jalur
(multi-path signals), sebagaimana standar 802.16n.
Selain itu, dapat melayani baik para pengguna
dengan antena tetap (fixed wireless) misalnya di gedung-gedung perkantoran,
rumah tinggal, toko-toko, dan sebagainya, maupun yang sering berpindah-pindah
tempat atau perangkat mobile lainnya. Mereka bisa merasakan nikmatnya
ber-Internet broadband lewat media ini. Sementara range spektrum frekuensi yang
tergolong lebar, maka para pengguna tetap dapat terkoneksi dengan BTS selama
mereka berada dalam range frekuensi operasi dari BTS.
Sistem kerja MAC-nya (Media
Access Control) yang ada pada Data Link Layer adalah connection oriented,
sehingga memungkinkan penggunanya melakukan komunikasi berbentuk video dan
suara. Siapa yang tidak mau, ber-Internet murah, mudah, dan nyaman dengan
kualitas broadband tanpa harus repot-repot. Anda tinggal memasang PCI card yang
kompatibel dengan standar WiMAX, atau tinggal membeli PCMCIA (Personal Computer
Memory Card International Association) yang telah mendukung komunikasi dengan
WiMAX. Atau mungkin Anda tinggal membeli antena portabel dengan interface
ethernet yang bisa dibawa ke mana-mana untuk mendapatkan koneksi Internet dari
BTS untuk fixed wireless.
Berikut ini adalah perusahaan pembuat perangkat WIMAX :
WIMAX di Indonesia
Di Indonesia,
izin prinsip penyelenggaraan jaringan WiMAX di frekuensi 2,3 GHz
diberikan melalui proses lelang yang diselenggarakan oleh Direktorat
Jenderal Pos dan Telekomunikasi Depkominfo yang hasilnya diumumkan pada 16
Juli 2009 [1][2]. Hasil lelangnya adalah:
Zona
|
Wilayah
|
Pemenang
|
Nilai (Rp)
|
1
|
|
PT
First Media
|
7.201.000.000
|
2
|
Sumatera
Bagian Tengah
|
PT
Berca Hardaya Perkasa
|
5.125.000.000
|
3
|
Sumatera
Bagian Selatan
|
PT
Berca Hardaya Perkasa
|
5.125.000.000
|
4
|
|
PT
First Media
|
121.201.000.000
|
5
|
|
PT
Comtronic System dan PT Adiwarta Perdana (konsorsium)
|
25.218.000.000
|
6
|
|
PT
Telkom
|
18.654.000.000
|
7
|
|
PT
Comtronic System dan PT Adiwarta Perdana (konsorsium)
|
31.518.000.000
|
8
|
|
PT
Berca Hardaya Perkasa
|
5.100.000.000
|
9
|
|
PT
Telkom
|
775.000.000
|
10
|
|
PT
Telkom
|
533.000.000
|
11
|
|
PT
Berca Hardaya Perkasa
|
5.299.000.000
|
12
|
Sulawesi
Bagian Utara
|
PT
Telkom, PT JASNITA TELKOMINDO
|
1.177.000.000
|
13
|
|
PT
Berca Hardaya Perkasa
|
6.991.000.000
|
14
|
Kalimantan
Bagian Timur
|
PT
Berca Hardaya Perkasa
|
3.490.000.000
|
15
|
|
PT
Berca Hardaya Perkasa
|
4.000.000.000.
|
Jelaskan
dan gambarkan fitur layout telematika !
Fitur layout
TELEMATIKA terbagi menjadi 6 macam, yaitu :
a. Head Up Display (HUD) adalah tampilan
transparan yang menyajikan data tanpa mengharuskan pengguna melihat dari sudut
pandang yang biasa mereka lihat. Asal usul nama berasal dari pilot yang dapat
melihat informasi dengan kepala tegak dan melihat ke depan, bukannya menghadap
ke bawah melihat instrumen yang lebih rendah.
Penggunaan HUD dapat
dibagi menjadi 2 jenis :
· HUD yang terikat
pada badan pesawat atau kendaraan chasis. Sistem penentuan gambar yang ingin
disajikan semata-mata tergantung pada orientasi kendaraan.
· HMD, helm dipasang
yang menampilkan HUD dimana elemen akan ditampilkan tergantung pada orientasi
dari kepala pengguna.
b. Tangible User Interface (TUI) adalah
antarmuka pengguna di mana seseorang berinteraksi dengan informasi digital
melalui fisik lingkungan . Nama awal User Interface Graspable, yang tidak lagi
digunakan. Salah satu pelopor dalam user interface nyata adalah Hiroshi Ishii ,
seorang profesor di MIT Media Laboratory yang mengepalai Media Group Berwujud.
Visi tertentu Nya bagi UIS nyata, yang disebutBits Tangible, adalah memberikan
bentuk fisik ke informasi digital, membuat bit secara langsung dimanipulasi dan
mencolok. Bit Berwujud mengejar kopling mulus antara dua dunia yang sangat
berbeda bit dan atom.
c. Computer Vision adalah bidang yang
meliputi metode untuk memperoleh, memproses, menganalisis, dan gambar
pengertian dan, pada umumnya, tinggi-dimensi data dari dunia nyata untuk
menghasilkan informasi numerik atau simbolis, misalnya, dalam bentuk keputusan.
Sebuah tema dalam pengembangan bidang ini telah untuk menduplikasi kemampuan
penglihatan manusia secara elektronik mengamati dan memahami gambar. Hal ini
pemahaman gambar dapat dilihat sebagai menguraikan informasi simbolis dari data
citra menggunakan model dibangun dengan bantuan geometri, fisika, statistik,
dan teori pembelajaran.
d. Browsing Audio Data merupakan aktivitas
menjelajahi dunia maya (Internet) untuk mencari informasi yang terkini tanpa
batas dan tanpa birokrasi atau dikenal juga dengan istilah surfing internet
(berselancar di dunia maya), software yang digunakan dikenal dengan nama web
browser. Beberapa contoh web browser adalah Mozilla Firefox, Internet
aexplorer, Opera, Chrome, dll.
Audio adalah Bunyi
atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang
longitudinal yang
merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair,
padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu
bara, atau udara yang dapat di tangkap oleh telinga manusia menjadi sebuah
gelombang suara. sedangkan data adalah catatan atas suatu kumpulan fakta. jadi
audio data adalah suatu data-data atau kumpulan dari suara atau bunyi.
e. Speech Recognition (juga dikenal
sebagai pengenalan suara otomatis, pengenalan komputer pidato, pidato ke teks,
atau hanya STT) mengkonversi kata yang diucapkan dengan teks. Para
"pengenalan suara" istilah kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada
sistem pengenalan yang harus dilatih untuk pembicara tertentu-seperti halnya
bagi sebagian besar perangkat lunak pengenal desktop. Menyadari pembicara dapat
menyederhanakan tugas menerjemahkan pidato.
f. Speech Synthesis adalah produksi buatan
manusia pidato . Sebuah sistem komputer yang digunakan untuk tujuan ini disebut
speech synthesizer, dan dapat diimplementasikan dalam perangkat lunak atau
perangkat keras . Sebuah teks-to-speech (TTS) sistem mengkonversi teks bahasa
normal menjadi pidato; sistem lain membuat representasi linguistik simbolik
seperti transkripsi fonetik . dalam pidato
Pidato disintesis
dapat dibuat dengan menggabungkan potongan pidato yang direkam yang disimpan
dalam basis data . Sistem berbeda dalam ukuran unit pidato disimpan, sebuah
sistem yang menyimpan telepon atau diphones memberikan rentang output terbesar,
tapi mungkin kurang jelas. Untuk domain penggunaan khusus, penyimpanan seluruh
kata-kata atau kalimat memungkinkan untuk output berkualitas tinggi. Atau,
synthesizer dapat menggabungkan model saluran vokal dan karakteristik suara
manusia untuk membuat benar-benar "sintetik" output suara.
Kualitas
synthesizer pidato dinilai oleh kesamaannya dengan suara manusia dan dengan
kemampuannya untuk dipahami. Sebuah program text-to-speech dipahami
memungkinkan orang dengan gangguan visual atau membaca cacat untuk mendengarkan
karya tulis di komputer rumah. Banyak operasi sistem komputer telah menyertakan
synthesizer pidato sejak awal 1980-an.
Gambar fitur layout TELEMATIKA
Sumber :