Chrome Pointer

Senin, 06 Juni 2011

Manusia dan Kehidupan,Manusia dan Kematian

MANUSIA DAN KEHIDUPAN

Setiap ada Awal,pasti ada Akhir,Begitu pula dengan kehidupan.Sesuatu yang hidup pasti akan mengalami kematian termasuk Manusia.

Hidup manusia menempuh lima alam yaitu:
a. Hidup di alam roh (arwah)
b. Hidup di alam rahim ( kandungan ibu)
c. Hidup di alam dunia nyata
d. Hidup di alam barzakh (kubur)
e. Hidup di alam Akhirat, yang kekal abadi
HIKMAH ALLAH MENGHIDUPKAN DAN MEMATIKAN MANUSIA
Untuk menguji dan menyaring hamba-Nya:
a. Siapa yang paling baik amalannya
b. Siapa yang benar dalam ikrar dan janjinya
c. Siapa yang benar-benar sabar atas ujian dan musibah yang ditimpakan-Nya
d. Siapa yang benar-benar bersyukur atas nikmat kurniaan-Nya
e. Siapa yang benar-benar redha dengan takdir dan ketentuan-Nya : sewaktu hidup di dunia untuk dikurniakan balasan di Akhirat kelak
PERANAN MANUSIA DI DUNIA
a. Sebagai khalifah (wakil) Allah di muka bumi.
Manusia menjadi wakil Allah dalam mentadbir bumi dengan menjalankan semua perkara supaya bersesuaian dengan peraturan dan undang-undang (syariat) yang telah Allah turunkan kepada manusia. Firman Allah:
" Sesungguhnya Aku hendak jadikan seorang khalifah di muka bumi"
b. Sebagai hamba Allah yang sentiasa mengabdikan diri (beribadah) kepadaAllah. Yakin, patuh dan taat kepada segala suruhan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Firman Allah SWT:
"Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu"
Manusia Dan Kematian
Kematian adalah sebuah fenomena yang ada di dunia ini. Kapan saja dan di mana saja diperlukan, ia harus menjemput manusia untuk meninggalkan dunia yang fana ini. Dengan jemputan kematian, ruh manusia harus berpisah dengan badannya. Dengan kata lain, kematian adalah jembatan yang harus dilalui oleh manusia untuk menuju dunia lain dari dunia fana ini. Satu masa seseorang hidup bersama kita, namun bila kematian menjemputnya maka ia harus meninggalkan dunia ini dengan tanpa kembali lagi. Kita telah

banyak menyaksikan keluarga dan sanak famili kita sendiri telah meninggalkan dunia ini dantidakkembali.

Namun, mengapa sebagian manusia tidak berpikir bahwa kematian ini akan menjemputnya juga? Padahal, ia sering menyaksikan orang lain yang ajalnya sudah ditentukan telah dijemput oleh kematian? Atau sama sekali ia tidak berpikir kalau kematian satu saat bakal menjemputnya? Meskipun ia mempercayainya, akan tetapi ia merasa takut dan lari dari kematian. Untuk membuka teka-teki ini, penulis ingin mengkaji urgensi kematian menurut al-Quran dan hakikatnya menurut ucapan para Imam Maksum a.s. dan sebab ketakutan manusia dari kematian dan jalan keluarnya serta pengaruh dan manfaat mengingat kematian.
Kematian adalah berpisahnya ruh dari badan. Badan akan rusak secara keseluruhan sementara ruh akan meneruskan kehidupannya yang abadi setelah mengalami perpisahan dengan badan. Allah berfirman dalam ayat-Nya: “Pada hari ketika tiap- tiap diri mendapati segala kebaikan dihadapkan (di mukanya), begitu juga (kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba- hamba- Nya”.

Bila manusia senantiasa sadar bahwa dunia ini hanya ladang untuk menanam amal kebaikan, dan akhirat adalah tempat untuk hidup abadi, sama sekali ia tidak akan berbuat curang dan penipuan. Imam Ali a.s. dalam hal ini berkata: “orang yang memahami akhir kehidupannya, ia tidak akan berbuat curang dan penipuan.

Kematian merupakan sebuah keharusan !!

Kematian dalam ucapan Rasulullah saw !!!!!!!!!

Faktor-faktor penyebab ketakutan manusia akan kematian
1. Adanya kemungkinan bahwa dengan kematian kemanusiaan dan hidupnya akan tercabut. ini berakar pada tidak adanya keyakinan akan kehidupan setelah mati dan Hari Kiamat. Jalan keluarnya dan cara penyembuhan dari ketakutan ini adalah manusia hendaknya belajar tentang prinsip-prinsip akidah dan menguatkannya dengan argumentasi-argumentasi rasional sehingga ia bisa meyakini bahwa setelah kepergian manusia dari alam yang fana ini, ada dunia lain yang akan dilaluinya.

2. Kecintaan dan ketergantungan yang dahsyat kepada dunia. Kecintaan kepada dunia adalah pemisah antara manusia dengan Tuhannya. Sehingga berpisah dari dunia baginya sangat sulit. Kecintaan kepada dunia berakar pada keyakinannya bahwa dunia adalah tempat tinggal yang hakiki. Jalan keluarnya; perkuat hubungan dengan dirinya dengan kehidupan akhirat dan cintailah Allah dan Rasul serta ahlul baitnya dan jangan semata-mata hidup hanya untuk dunia yang fana ini.

3. Kematian, adalah pemisah antara manusia dengan derajat dan kedudukannya, pemisah antara manusia dengan keluarga dan sanak kerabatnya. Jalan keluarnya; bertafakur tentang kehidupan setelah mati dan ketergantungan kepada mereka tidak ada nilainya.

4. Dengan kematian, seseorang berpikir bahwa keluarganya tidak memiliki pengayom dan mengalami kesulitan. Pemikiran semacam ini berakar dari tidak adanya tawakal kepada Allah bahwa Dia adalah pemberi rezeki makhluk-makhluk-Nya. jalan keluarnya; selain harus bertawakal kepada Allah, hendaknya melihat kenyataan bahwa orang yang sukses menghadapi hidup juga mencakup anak-anak yang sejak kecil ditinggal mati ayahnya, bahkan orang-orang yang hidupnya mewah dan kedua orang tua mereka masih hidup tidak memiliki keberhasilan dalam hidupnya.

5. Tidak memiliki bekal kebaikan, catatan amalnya kosong dari amal kebaikan dan penuh dengan amal kejelekan. Dengan kata lain, ia membangun dunianya dengan baik tetapi merusak akhiratnya. Sehingga dia tidak mau keluar dari tempat yang indah menuju tempat yang porak-poranda. Jalan keluarnya; bertaubat dan beramal saleh. Dalam hal ini Allah berfirman: “Katakanlah: "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar* Mereka tidak akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui akan orang- orang yang zalim”.
Pengaruh mengingat kematian

Ada beberapa pengaruh dalam diri manusia, jika ia mau mengingat kematian:

1. Kemauan hawa nafsunya akan menurun dan padam.

2. Manusia akan bangun dari kelalaian.

3. Hati manusia menjadi kuat dengan janji-janji Allah.

4. Mengurangi selera manusia.

5. Manusia tidak akan rakus.

6. Dunia baginya tidak berarti.

7. Dengan mengingat kematian, seseorang tidak cenderung kepada dunia. Imam Shadiq a.s. dalam hal ini berkata: “perbanyaklah mengingat kematian! Karena tidak ada manusia yang memperbanyak mengingat kematian melainkan orang yang tidak condong kepada dunia.

8. Orang yang banyak mengingat kematian, hatinya akan dihidupkan oleh Allah dan dimudahkan baginya masa-masa sakratulmaut.

Kesimpulannya, dengan mengingat kematian manusia akan selamat dari kejelekan, karena hatinya senantiasa hidup dan jauh dari kelalaian. Dan tidak cenderung kepada gemerlapan duniawi.


Sumber:

http://kawansejati.ee.itb.ac.id/manusia-dan-kehidupan

http://salehlapadi.blogspot.com/2007/02/manusia-dan-kematian-emi-nur-hayati.html