Chrome Pointer

Minggu, 25 Maret 2012

Perbedaan Wewenang Dan Kekuasaan

Pengertian wewenang.
            Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Ada dua pandangan yang saling berlawanan mengenai sumber wewenang, yaitu teori formal ( atau sering disebut pandangan klasik ) dan teori penerimaan.
1.      Teori formal ( pandangan klasik )
 wewenang merupakan anugerah, ada karena seseorang diberi atau dilimpihai hal tersebut. Beranggapan bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang tinggi.  Jadi pandangan ini menulusuri sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, dimana untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham.
2.      Teori penerimaan ( acceptance theory of authority )
Wewenang timbul hanya jika dapat diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan. Pandangna ini menyatakan kunci dasar wewenang oleh yang dioengaruhi ( influence ) bukan yang mempengaruhi ( influencer . jadi wewenang tergantung pada penerima ( recevier ), yang memutuskan untuk menerima atau menolak.
 Menurut Chester I. Bernard seseorang akan memenuhi perintah apabila dipenuhi empat kondisi
berikut:
1.      Dia dapat memahami komunikasi
2.      Dia percaya bahwa perintah tersebut tidak bertentangan dengan tujuan organisasi
3.      Perintah tersebut tidak bertentangan dengan kepentingan secara keseluruhan, dan
4.      Secara fisik dan mental mampu menjalankan perintah tersebut 
Wewenang dalam organisasi
            Wewenang merupakan syaraf yang berfungsi sebagai penggerak dari pada kegiatan – kegiatan. Wewenang yang bersifat informal, untuk emdapatkan kerjasama yang baik dengan bawahan. Disamping itu wewenang juga tergantung pada kemampian ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan. Wewenang berfungsi untuk menjalankan kegiatan yang ada dalam organisasi. Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan  sesuatu agar tujuan dpat tercapai. 
Wewenang lini, staf dan fungsional
1.      Wewenang lini
Dimiliki oleh manajer lini yang mengambil kepututsan untuk mencapai tujuan organisasi secara langsung. Dalam badan organisasi, wewenang lini digambarkan oleh garis yang menghubungkan manajemen puncak sampai ke manajemen tingkat bawah
2.      Wewenang staff
Dilakukan oleh orang atau kelompok orang yang memberikan jasa atau nasihat kepada manajer lini. Staff ahli biasanya merupakan istilah yang menggambarkan posisi tersebut. Staff ahli memberikan nasihat berdasrkan keahlian, pengalaman, atau riset dan analisis yang diperlukan termasuk bantuan pelaksanaan kebijakan monitor dan pengendalian.
3.      Wewenang fungsional
Kadang organisasi mempunyai manajer atau departemen yang mempunyai wewenang dan fungsional fungsi keunagan dan akuntansi sering diberikan wewenang fungsional.
Delegasi wewenang
            Dapat diartikan sebagai penugasan wewenang dan tanggung jawab formal organisasi kepada orang lain, dalam hal ini karyawan. Wewenang dapat dielegasikan sesuai dengan prinsip scalar manajemen klasik, yang menyatakan bahwa garis wewenang harus ditetapkan dengan jelas dari manajemen puncak sampai karyawan paling bawah. Delegasi wewenang bukan merupakan pelepasan tanggung jawab.
Keuntungan dan halangan delegasi wewenang
            Delegasi wewenang memungkinkan manajer menyelesaikna lebih banyak pekerjaan daripada kalau semuanya dikerjakan sendiri. Kadang bawaham mempunyai keahlian yang lebih dibandingkan dengan manajer untuk hal – hal tertentu. Beberapa manajer kadang enggan mendelagasikan wewenang karena :
1.      Tidak yakin akan kemampuan bawahan
2.      Merasa mampu mengerjakan sendiri
3.      Tidak efesien untuk mengajari bawahan melakukan tugas
4.      Takut wewenangnya akan berkurang atau takut kalau bawahannya dapat melakukan tugas
5.      Labih baik dibandingkan dirinya
Karyawan kadang engga menerima delegasi wewenagn karena beberapa alasan :
1.      Takut gagal
2.      Merasa tidak ada penghargaan untuk kerja uang akan dilakukannya atau tidak mau menanggung resiko
3.      Semua resiko diserahkan atau ditanggung oleh manajer
Delegasi wewenang yang efektif
1.      Memutuskan pekerjaan mana yang akan didelegasikan karena tidak semua pekerjaan dapat didelegasikan
2.      Memutuskan siapa yang akan memperoleh penugasan dengan beberapa pertimbangan waktu yang dipunyai karyawan kemampuan yang dimiliki karyawan dan kesempatan yang akan dimanfaatkan oleh karyawan
3.      Mendelegasikan tugas disettai dengan informasi dan pemberian wewenang yang cukup dan bentuk hasil yang diharapkan
4.      Menetapkan feedback untuk memonotir kemajuan yang dicapai oleh bawahan
Pengertian kekuasaan
orang-orang yang berada pad pucuk pimpinan suatu organisasi seperti manajer, direktur, kepala dan sebagainya, ( memiliki kekuasaan power) dalam konteks mempengaruhi perilaku orang-orang yang secara struktural organisator berada di bawahnya. Sebagian pimpinan menggunakan kekuasaan dengan efektif, sehingga mampu menumbuhkan motivasi bawahan untuk bekerja dan melaksanakan tugas dengan lebih baik. Namun, sebagian pimpinan lainnya tidak mampu memakai kekuasaan dengan efektif, sehingga aktivitas untuk melaksanakan pekerjaan dan tugas tidak dapat dilakukan dengan baik. Oleh karena itu, sebaiknya kita bahas secara terperinci tentang jenins-jenis kekuasaan yang sering digunakan dalam suatu organisasi.
Dalam pengertiannya, kekuasaan adalah kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua atau lebih individu (a quality inherent in an interaction between two or more individuals). Jika setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan satu sama lain, maka yang muncul dalam interaksi tersebut adalah pertukaran kekuasaan.

Sifat kekuasaan

1.      Kekuasaan bersifat positif

merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada individu sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat memengaruhi dan mengubah pemikiran orang lain atau kelompok untuk melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan dengan sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik secara fisik maupun mental.

2.      Kekuasaan bersifat Negatif

Merupakan sifat atau watak dari seseorang yang bernuansa arogan, egois, serta apatis dalam memengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh pemegang kuasa dengan cara paksaan atau tekanan baik secara fisik maupun mental. Biasanya pemegang kekuasaan yang bersifat negatif ini tidak memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang baik,mereka hanya berfikir pendek dalam mengambil keputusan tanpa melakukan pemikiran yang tajam dalam mengambil suatu tindakan, bahkan mereka sendiri kadang-kadang tidak dapat menjalankan segala perintah yang mereka perintahkan kepada orang atau kelompok yang berada di bawah kekuasannya karena keterbatasan daya pikir tadi.
biasanya kekuasaan dengan karakter negatif tersebut hanya mencari keuntungan pribadi atau golongan di atas kekuasannya itu. karena mereka tidak memiliki kemampuan atau modal apapun selain kekuasaan untuk menghasilkan apapun, dan para pemegang kekuasaan bersifat negatif tersbut biasanya tidak akan berlangsung lama karena tidak akan mendapatkan dukungan sepenuhnya oleh rakyatnya.

 

Legitimasi kekuasaan
Dalam pemerintahan mempunya makna yang berbeda: "kekuasaan" didefinisikan sebagai "kemampuan untuk memengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu yang bila tidak dilakukan", akan tetapi "kewenangan" ini akan mengacu pada klaim legitimasi, pembenaran dan hak untuk melakukan kekuasaan. Sebagai contoh masyarakat boleh jadi memiliki kekuatan untuk menghukum para kriminal dengan hukuman mati tanpa sebuah peradilan sedangkan orang-orang yang beradab percaya pada aturan hukum dan perundangan-undangan dan menganggap bahwa hanya dalam suatu pengadilan yang menurut ketenttuan hukum yang dapat memiliki kewenangan untuk memerintahkan sebuah hukuman mati.
Dalam perkembangan ilmu-ilmu sosial, kekuasaan telah dijadikan subjek penelitian dalam berbagai empiris pengaturan, keluarga (kewenangan orangtua), kelompok-kelompok kecil (kewenangan kepemimpinan informal), dalam organisasi seperti sekolah, tentara, industri dan birokrat (birokrasi dalam organisasi pemerintah) dan masyarakat luas atau organisasi inklusif, mulai dari masyarakat yang paling primitif sampai dengan negara, bangsa-bangsa modern atau organisasi (kewenangan politik).

Teori kekuasaan
            Menurut French dan raven ada 5 teori kekuasaan yaitu sebagai berikut :
1.      kekuasaan paksaan ( coercive power )
kekuasaan imbalan seringkali dilawankan dengan kekuasaan paksaan, yaitu kekuasaan untuk menghukum. Hukuman adalah segala konsekuensi tindakan yang dirasakan tidak menyenangkan bagi orang yang menerimanya. Pemberian hukuman kepada seseorang dimaksudkan juga untuk memodifikasi prilaku, menghukum prilaku yang tidak baik/ merugikan organisasi dengan maksud agar berubah menjadi perilaku yang bermanfaat. Para manajer mengunakan kekuasaan ini agar para pengikutnya patuh pada perintah karena tkut dengan konsekuensi tidak menyenangkan yang mungkin akan diterimanya
jenis hukumannya dapat berupa pembatalan promosi, pembatalan bonus maupun pelaksanaan hukuman spoerti skors, PHK, potongan gaji. Tetapi hukuman adalah paksaan yang masih digunakan untuk memperoleh prestasi yang tidak produktif daalm organisasi
2.      kekuasan imbalan ( insentif power )
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain karena posisinya, seorang yang tingkatannya lebih tinggi memiliki kekuasaan atas pihak yang bekedudukan lebih rendah. Dalam teori, orang yang mempunyai kedudukan sederjat dalam organisasi, misalnya sesama manajer mempunyai kekuasaan legitimasi yang sederajat pula. Kesuksesan penggunaan kekuasaan legitimasi ini sangat serupa dengan wewenang selain seni pemegang kekuasan, bawahan memainkan peranan penting dalam pelaksanaan pengunaan legitimasi. Jika bawahan menadang penggunaan kekuasaan tersebut sah artinya siseuai dengan hak – hak yang melekat, mereka akan patuh. Tetapi jika dipandang penggunaan kekuasasan tersebut salah, mereka mungkin sekali akan membangkang, batas -  batas kekuasaan ini akan sangat tergantung pada budaya, kebiasaan dan system nilai yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan
3.      kekuasaan sah ( legitimate power )
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain karena posisinya. Seorang yang tingkatannya lebih tinggi memiliki kekuasaan atas pihak yang berkedudukan lebih rendah. Dalam teori, orang yang mempunyai kedudukan sederajat dalam organisasi, misalnya sesama manajer, mempunyai kekuasaan legitimasi yang sederajat pula. Kesuksesan penggunaan kekuasaan legitimasi ini sangat dipengaruhi oleh bakat seseorang mengembangkan seni aplikasi kekuasaan tersebut. Kekuasaan legitimasi sangat serupa dengan wewenang. Selain seni pemegang kekuasaan, para bawahan memainkan peranan penting dalam pelaksanaan penggunaan legitimasi. Jika bawahan memandang penggunaan kekuasaan tersebut sah, artinya sesuai dengan hak-hak yang melekat, mereka akan patuh. Tetapi jika dipandang penggunaan kekuasaan tersebut tldak sah, mereka mungkin sekali akan membangkang. Batas-batas kekuasaan ini akan sangat tergantung pada budaya, kebiasaan dan sistem nilai yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan.
4.      Kekuasaan pakar ( expert power )
Seseorang mempunyai kekuasaan ahli jika ia memiliki keahlian khusus yang dinilai tinggi. Seseorang yang memiliki keahlian teknis, administratif, atau keahlian yang lain dinilai mempunyai kekuasaan, walaupun kedudukan mereka rendah. Semakin sulit mencari pengganti orang yang bersangkutan, semakin besar kekuasaan yang dimiliki. Kekuasaan ini adalah suatu karakteristik pribadi, sedangkan kekuasaan legitimasi, imbalan, dan paksaan sebagian besar ditentukan oleh organisasi, karena posisi yang didudukinya.
Contohnya ; Pasien – pasien dirumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin atau panutan karena dokterlah uang dianggap paling ahli untuk menyembuhkan penyakit
5.      Kekuasaan rujukan (referent power )
Banyak individu yang menyatukan diri dengan atau dipengaruhi oleh seseorang karena gaya kepribadian atau perilaku orang yang bersangkutan. Karisma orang yang bersangkutan adalah basis kekuasaan panutan. Seseorang yang berkarisma ; misalnya seorang manajer ahli, penyanyi, politikus, olahragawan; dikagumi karena karakteristiknya. Pemimpin karismatik bukan hanya percaya pada keyakinan – keyakinannya sendiri (factor atribusi), melainkan juga merasa bahwa ia mempunyai tujuan-tujuan luhur abadi yang supernatural (lebih jauh dari alam nyata).
Para pengikutnya, di sisi lain, tidak hanya percaya dan menghargai sang pemimpin, tetapi juga mengidolakan dan memujanya sebagai manusia atau pahlawan yang berkekuatan gaib atau tokoh spiritual (factor konsekuensi). Jadi, pemimpin kharismatik berfungsi sebagai katalisator dari psikodinamika yang terjadi dalam diri para pengikutnya seperti dalam proses proyeksi, represi, dan regresi yang pada gilirannya semakin dikuatkan dalam proses kebersamaan dalam kelompok. Dalam masa puncaknya, Bung Karno misalnya; diberi gelar paduka yang mulia, Panglima Besar ABRI, Presiden seumur hidup, petani agung, pramuka agung, dan berbagai gelar yang lainnya.

Kesimpulan
Menurut kesimpulan tentang wewenang dan kekuasaan,jadi keduanya memiliki nilai-nilai positif dan negatifnya.Keduanya saling berhubungan dan saling melengkapi,meskipun begitu keduanya tetap berbeda, kekuasaan dalam menjalankannya atau merealisasikan tidak terlalu membutuhkan yang namanya legitimasi sedangkan wewenang dalam merealisasikannya sangat memerlukan yang namanya legitimasi dan juga membutuhkan kekuasaan, karena wewenang tanpa kekuasaan hanya menjadi wewenang yang tidak memliki kekuatan. 

Sumber:







Peranan Staff dalam Organisasi

         
                  Dalam organisasi bentuk lini dan staff ada dua kelompok tenaga kerja. Kelompok pertama adalah mereka yang tugas utamanya bersifat menterjemahkan tugas pokok menjadi aktivitas, sedang di pihak lain terdapat mereka yang tugasnya melakukan kegiatan-kegiatan penunjang demi lancarnya roda organisasi dan mekanisme kerjasama yang harmonis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kedua kelompok ini mempunyai peranan penting dalam merealisasi tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Tugas staff pada organisasi
Tugas-tugas yang dapat diberikan kapada karyawan staff antara lain adalah sebagai berikut :
  1. Mengumpulkan data
  2. Menginterpresentasikan data
  3. Mengusulkan alternative tindakana
  4. Mendiskusikan rencana – rencana yang sedang dipikrkan dengan berbagai hak dan memperoleh kesepakatan mereka atau memperoleh alasan mengapa recana tersebut ditolak
  5. Mempersiapkan instruksi – instruksi tertulis dan dokumen – dokumen lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan yang merupakan realisasi dari rencana yang telah ditetapkan
  6. Mengamati kegitan – kegiatan operasional dan kondisi – kondisi yang dihadapi untuk mengadakan apakah instruksi – instruksi telah dijalankan dengan baik dan apakaj instruksi tersebut menghambat atau memperlancar proses penapaian tujuan
  7. Mengusahakan pertukaran informasi antara para petugas – petugas operasional mengenai pelaksanaan untuk meingkatkan kegiatan koordinasi
  8. Memberikan informasi dan nasihat kepada petugas – petugas operasional mengenai pelaksanan tugas yang telah didelegasikan kepada mereka.

Kualifikasi staff
Menurut baishline mengajukan 6 pokok yang harus dipengaruhi oleh staf yaitu :
  1. Pengetahuan yang luas mengenai tempat dimana dia bekerja
  2. Punya sifat kesetiaan tenaga yang besar, kesehatan yang baik, inisiatif, pertimbangan yang baik dan kepandaian yang ramah
  3. Punya semangat kerja sama
  4. Kestabilan emosi dan tingkah laku yang sopan
  5. Kesederhanaan
  6. Kemauan baik dan optimis
 Kesimpulan
Setiap Organisasi harus memiliki staff yang solid,karena jika staffnya solid,maka organisasi tersebut pasti akan solid juga dan struktur organisasinya pun harus tepat!!



SUMBER: