Chrome Pointer

Selasa, 10 Januari 2012

KEPEMIMPINAN


 Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi.Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocokdengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gayakepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinandan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu.Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinanberikut:


a.       Model kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasidan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinantertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilankeputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri,ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai perilaku yangberorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergayademokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Cirikepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baikdisertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhanbawahan.

b.      Model ” Interaksi Atasan-Bawahan”  
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung padainteraksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmanainteraksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan.
Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila:
* Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik;
* Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yangtinggi;
* Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.

c.     Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantungpada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasitertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yangdigunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengantugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan.
Berdasarkan dimensitersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah
* Memberitahukan;
* Menjual;
* Mengajak bawahan berperan serta;
* Melakukan pendelegasian.

d. Model ” Jalan- Tujuan ”
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yangmampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satumekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harusdilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dankebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebutharus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.

e.Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan”
 
Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan prosespengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan strukturtugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya.Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanyaserangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukanbentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan.Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilankeputusan.

Tipe Kepemimpinan

Tipe kepemimpinan akan identik dengan gaya kepemimpinan seseorang. Tipekepemimpinan yang secara luas dikenal dan diakui keberadaannya adalah

1.Tipe Otokratik

Seorang pemimpin yang tergolong otokratik memiliki serangkaiankarakteristik yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif.Seorang pemimpin otokratik adalah seorang yang egois. Egoismenya akanmemutarbalikkan fakta yang sebenarnya sesuai dengan apa yang secarasubjektif diinterpretasikannya sebagai kenyataan. Dengan egoismenya,pemimpin otokratik melihat peranannya sebagai sumber segala sesuatu dalamkehidupan organisasional. Egonya yang besar menumbuhkan danmengembangkan persepsinya bahwa tujuan organisasi identik dengan tujuanpribadinya. Dengan persepsi yang demikian, seorang pemimpin otokratikcenderung menganut nilai organisasional yang berkisar pada pembenaransegala cara yang ditempuh untuk pencapaian tujuannya. Berdasarkan nilaitersebut, seorang pemimpin otokratik akan menunjukkan sikap yangmenonjolkan keakuannya dalam bentuk
§ Kecenderungan memperlakukan bawahan sama dengan alat lain dalamorganisasi
§ Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas
§ Pengabaian peranan bawahan dalam proses pengambilan keputusanSikap pemimpin demikian akan menampakkan diri pada perilakunya dalamberinteraksi dengan bawahannya, misalnya tidak mau menerima saran danpandangan bawahannya, menonjolkan kekuasaan formal.
Dengan persepsi, nilai, sikap, dan perilaku demikian, seorang pemimpin yangotokratik dalam praktek akan menggunakan gaya kepemimpinan
* Menuntut ketaatan penuh bawahannya
* Menegakkan disiplin dengan kaku
* Memberikan perintah atau instruksi dengan keras* Menggunakan pendekatan punitip dalam hal bawahan melakukanpenyimpangan.

2. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin ini umumnya terdapat pada masyarakat tradisional. Popularitaspemimpin yang paternalistik mungkin disebabkan oleh beberapa faktor antaralain
* Kuatnya ikatan primordial
* Extended family system
* Kehidupan masyarakat yang komunalistik
* Peranan adat istiadat yang kuat
* Masih dimungkinkan hubungan pribadi yang intim
Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalamkehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahankepadanya. Harapan bawahan berwujud keinginan agar pemimpin mampuberperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagaitempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk, memberikan perhatianterhadap kepentingan dan kesejahteraan bawahannya. Pemimpin yangpaternalistik mengharapkan agar legitimasi kepemimpinannya merupakanpenerimaan atas peranannya yang dominan dalam kehidupan organisasional.Berdasarkan persepsi tersebut, pemimpin paternalistik menganut nilaiorganisasional yang mengutamakan kebersamaan. Nilai tersebutmengejawantah dalam sikapnya seperti kebapakan, terlalu melindungibawahan. Sikap yang demikian tercermin dalam perilakunya berupatindakannya yang menggambarkan bahwa hanya pemimpin yang mengetahuisegala kehidupan organisasional, pemusatan pengambilan keputusan pada diripemimpin. Dengan penonjolan dominasi keberadaannya dan penekanan kuatpada kebersamaan, gaya kepemimpinan paternalistik lebih bercorak pelindung,kebapakan dan guru.

3. Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitudaya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskansecara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidakmempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan perilaku serta gaya yangdigunakan pemimpin itu.

4. Tipe Laissez Faire
Persepsi seorang pemimpin yang laissez faire melihat perannya sebagai polisilalu lintas, dengan anggapa
n bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dancukup dewasa untuk taat pada peraturan yang berlaku. Seorang pemimpin yang laissez faire cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkanorganisasi berjalan menurut temponya sendiri.Nilai yang dianutnya biasanya bertolak dari filsafat hidup bahwa manusiapada dasarnya memiliki rasa solidaritas, mempunyai kesetiaan, taat padanorma, bertanggung jawab.Nilai yang tepat dalam hubungan atasan –bawahan adalah nilai yangdidasarkan pada saling mempercayai yang besar. Bertitik tolak dari nilaitersebut, sikap pemimpin laissez faire biasanya permisif. Dengan sikap yangpermisif, perilakunya cenderung mengarah pada tindakan yangmemperlakukan bawahan sebagai akibat dari adanya struktur dan hirarkiorganisasi. Dengan demikian, gaya kepemimpinan yang digunakannya akandicirikan oleh
* Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif
*Pengambilan keputusan diserahkan kepada pejabat pimpinan yang lebih
rendah
* Status quo organisasional tidak terganggu
* Pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif dan kreatifdiserahkankepada anggota organisasi
* Intervensi pemimpin dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang minimal.

5. Tipe Demokratik
Ditinjau dari segi persepsinya, seorang pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator. Karenanya,pendekatan dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya adalah holistik danintegralistik. Seorang pemimpin yang demokratik menyadari bahwa organisasiharus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas anekatugas dan kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuanorganisasi. Seorang pemimpin yang demokratik melihat bahwa dalamperbedaan sebagai kenyataan hidup, harus terjamin kebersamaan. Nilai yangdianutnya berangkat dari filsafat hidup yang menjunjung tinggi harkat danmartabat manusia, memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi. Nilaitersebut tercermin dari sikapnya dalam hubungannya dengan bawahannya,misalnya dalam proses pengambilan keputusan sejauh mungkin mengajak peranserta bawahan sehingga bawahan akan memiliki rasa tanggung jawab yangbesar. Dalam hal menindak bawahan yang melanggar disiplin organisasi danetika kerja, cenderung bersifat korektif dan edukatif. Perilakukepemimpinannya mendorong bawahannya untuk menumbuhkembangkan dayainovasi dan kreativitasnya. Karakteristik lainnya adalah kecepatanmenunjukkan penghargaan kepada bawahan yang berprestasi tinggi.

Kalau harus memilih tipe kepemimpinan yang mana,maka saya akan memilih tipe kepemimpinan demokratik,karena sebagai pemimpin kita harus mendengarkan pendapat dari bawahan kita,agar aspirasi mereka tersalurkan sehingga pemimpin nantinya tidak bisa berbuat sewenang-wenang dalam  menggambil keputusan.



Sumber: