Chrome Pointer

Jumat, 05 Juli 2013

TGS sofskill pertama


Deteksi Sonority Peak untuk Penderita Speech Delay 
Menggunakan
Speech Filing System


Abstraksi
Keterlambatan bicara atau speech delay menunjukkan perkembangan di bawah rata-
rata anak normal. Anak yang mengalami  gangguan  bicara  mengakibatkan  ketidak-
jelasan pada proses artikulasi berupa produksi voiced dan unvoiced dan intonasi.
Analisis sonority peak digunakan dalam penelitian ini dibantu dengan perangkat lunak 
Speech Filing System untuk melakukan  segmentasi  dan  transkripsi  dengan  hasil  
spectrum  data  bunyi. Secara visual fitur hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita 
speech delay  mengalami  gangguan  produksi  bicara  (intelligibility),  kurangnya output 
verbal dan pemahaman kata, namun visual languagenya berfungsi baik. 

Latar Belakang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlambatan bicara pada anak-anak,
sehingga mengakibatkan ketidakjelasan pada proses artikulasi berupa produksi voiced,
dan intonasi. Analisis sonority peak digunakan dalam penelitian ini, dibantu dengan 
perangkat lunak Speech Filing System.

Tujuan Penilitian
Untuk menganalisis anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara dengan 
menggunakan software SFS, sehingga bisa mendeteksi perkembangan akuistik fonologi 
seperti silabel,morfem atau domain bunyi yang segmental dan bunyi suprasegmental

Metode Penelitian
Penelitian ini merujuk pada Teori Fonologi Metrik sebagai pengembangan teori 
fonologi (Liberman & Prince, 1977). Teori ini mengidentifikasi penekanan suku kata. 
Data pola irama suku kata disegmentasikan pada satu dimensi bunyi dengan deretan 
KV (CV-tier).
Penelitian ini, mengambil data data audio dan visual secara personal dalam 2 tahap. 
Pertama, tahap fitur visual, yaitu prosodic dan spektral, dan visual fitur (yaitu 
mengnalisis produksi suara melalui mimik objek).

Hasil Penelitian
Hasil  penelitian  diperoleh  melalui
  (1)  proses  perekman  data, 
  (2)  proses  editing,  dan
  (3) segmentasi kata. 
Selanjutnya dilakukan proses sinkronisasi karena setiap kata yang dilafalkan mempunyai  
interval  waktu  yang  berbeda. Analisis  data  dilakukan  dengan  melakukan  proses editing 
dan dilanjutkan dengan pengamatan waktu serta frekuensi. Masing-masing kata dicari
kualitas rekaman yang terbaik. Setiap kata yang dimasukkan oleh subjek diulang sebanyak 
10 interval 2 detik. Diperoleh data mentah dengan 10 kali pengucapan untuk  setiap kata. 
Hasil analisis data menunjukkan bahwa perolehan pitch low durability dan sedikit berbeda 
antara dua kelompok usia. Hasil analisis kata benda (’ayam’, ’bola’) dan kata kerja ’buka’ 
menunjukkan perfoma  yang  berbeda  tipis  pada  tataran  usia.  Penilaian  perolehan  
voiced  dan  unvoiced menunjukkan bahwa, yaitu











Data perolehan sonority peak nomina dan intonasi menunjukkan kestabilan  
perkembangan perolehan suara. Kenyaringan menunjukkan bahwa anak yang berusia  
lebih tinggi kurangnyaring dalam mengucapkan kata yang diminta. Hal tersebut 
menunjukkan bahwa terdapat perkembangan yang positif pada mental anak. Anak 
mulai dapat membedakan intonasi yang datar harus digunakan pada kata nomina.









Data perolehan hasil perolehan sonority peak verba menunjukkan hasil yang sangat 
baik, karena verba yang diminta adalah kosa kata imperative dan subjek dapat
mempraktekkan dengan baik sesuai dengan rentang usia.

Hasil penelitian menunjukkan puncak silabel adalah bunyi vokal. Contoh kata [ayam], 
yang terdiri dari bunyi [a], [y], [a], dan [m]. Bunyi [y] dan bunyi [m] adalah bunyi 
konsonan, sedangkan bunyi [a] adalah bunyi vokal. Bunyi [a] pada kata itu menjadi 
puncak silabis dan puncak kenyaringan, karena pada proses produksi menunjukkan 
ruang resonansi yang lebih besar. Tabel1, 2 dan 3 adalah hasil analisis spektografi
berikut:































Kesimpulan
Anak  speech  delay  sering  menemui kendala  dalam  memproduksi ujaran  lisan
(artikulasi, pitch, dan intonasi). Ditemukan indikasi adanya infleksi dan intonasi monoton 
pada subjek penelitian.Terdapat  distorsi pada pitch, intonasi, dan pola stress. Pola intonasi 
yang dibatasi oleh batas nada tinggi atau rendah menunjukkan nada yang relatif datar dan 
lemah. Pitch yang dihasilkan lemah, kontrol volume kurang dan kualitas vokal yang relatif 
lemah.



Sumber :







Tidak ada komentar:

Posting Komentar