Kepemimpinan adalah proses
memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.Cara alamiah mempelajari kepemimpinan
adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan
pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi.Dalam hubungan ini sang ahli
diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan
oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya
kepemimpinannya agar cocokdengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi
tersebut. Penyesuaian gayakepemimpinan dimaksud adalah kemampuan
menentukan ciri kepemimpinandan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu.Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah
model-model kepemimpinanberikut:
a.
Model kontinuum
Otokratik-Demokratik
Gaya dan
perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasidan kondisi
yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinantertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilankeputusan, pemimpin bergaya
otokratik akan mengambil keputusan sendiri,ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai perilaku yangberorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergayademokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Cirikepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baikdisertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhanbawahan.
b.
Model ” Interaksi Atasan-Bawahan”
Menurut model ini, efektivitas
kepemimpinan seseorang tergantung padainteraksi yang terjadi antara pemimpin
dan bawahannya dan sejauhmanainteraksi tersebut mempengaruhi
perilaku pemimpin yang bersangkutan.
Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila:
* Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik;
* Tugas yang harus dikerjakan bawahan
disusun pada tingkat struktur yangtinggi;
* Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.
c.
Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan
seseorang tergantungpada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasitertentu dan
tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yangdigunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin
yang berkaitan dengantugas
kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan.
Berdasarkan dimensitersebut,
gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah
* Memberitahukan;
* Menjual;
* Mengajak bawahan berperan serta;
* Melakukan pendelegasian.
d. Model ” Jalan- Tujuan ”
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yangmampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satumekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harusdilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dankebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebutharus
merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.
e.Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan”
Perhatian utama model ini adalah
perilaku pemimpin dikaitkan dengan prosespengambilan keputusan. Perilaku
pemimpin perlu disesuaikan dengan strukturtugas yang harus diselesaikan oleh
bawahannya.Salah satu syarat penting untuk
paradigma tersebut adalah adanyaserangkaian
ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukanbentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam
pengambilan keputusan.Bentuk dan
tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasi yang
dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilankeputusan.
Tipe Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan akan identik dengan
gaya kepemimpinan seseorang. Tipekepemimpinan yang secara luas
dikenal dan diakui keberadaannya adalah
1.Tipe Otokratik
Seorang pemimpin yang tergolong otokratik
memiliki serangkaiankarakteristik yang
biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif.Seorang pemimpin otokratik adalah seorang yang egois.
Egoismenya akanmemutarbalikkan fakta yang sebenarnya sesuai dengan apa yang secarasubjektif
diinterpretasikannya sebagai kenyataan. Dengan egoismenya,pemimpin
otokratik melihat peranannya sebagai sumber segala sesuatu dalamkehidupan organisasional. Egonya yang besar menumbuhkan
danmengembangkan persepsinya bahwa
tujuan organisasi identik dengan tujuanpribadinya.
Dengan persepsi yang demikian, seorang pemimpin otokratikcenderung menganut nilai
organisasional yang berkisar pada pembenaransegala cara yang ditempuh untuk
pencapaian tujuannya. Berdasarkan nilaitersebut,
seorang pemimpin otokratik akan menunjukkan sikap yangmenonjolkan
keakuannya dalam bentuk
§ Kecenderungan memperlakukan bawahan
sama dengan alat lain dalamorganisasi
§ Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan
penyelesaian tugas
§ Pengabaian peranan bawahan dalam proses pengambilan
keputusanSikap pemimpin demikian akan menampakkan
diri pada perilakunya dalamberinteraksi dengan bawahannya, misalnya tidak mau
menerima saran danpandangan bawahannya, menonjolkan kekuasaan formal.
Dengan persepsi, nilai, sikap, dan
perilaku demikian, seorang pemimpin yangotokratik dalam
praktek akan menggunakan gaya kepemimpinan
* Menuntut ketaatan penuh bawahannya
* Menegakkan disiplin dengan kaku
* Memberikan perintah atau instruksi dengan keras* Menggunakan pendekatan punitip dalam hal bawahan
melakukanpenyimpangan.
2. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin ini umumnya terdapat pada masyarakat
tradisional. Popularitaspemimpin yang
paternalistik mungkin disebabkan oleh beberapa faktor antaralain
* Kuatnya ikatan primordial
* Extended family system
* Kehidupan masyarakat yang komunalistik
* Peranan adat istiadat yang kuat
* Masih dimungkinkan hubungan pribadi yang intim
Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalamkehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahankepadanya. Harapan bawahan berwujud keinginan agar pemimpin mampuberperan sebagai bapak yang
bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagaitempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk, memberikan perhatianterhadap kepentingan dan kesejahteraan bawahannya. Pemimpin yangpaternalistik mengharapkan agar legitimasi kepemimpinannya merupakanpenerimaan atas peranannya yang
dominan dalam kehidupan organisasional.Berdasarkan persepsi tersebut, pemimpin paternalistik menganut nilaiorganisasional yang mengutamakan kebersamaan. Nilai tersebutmengejawantah dalam sikapnya seperti kebapakan, terlalu melindungibawahan. Sikap yang demikian tercermin dalam perilakunya berupatindakannya yang menggambarkan bahwa
hanya pemimpin yang mengetahuisegala
kehidupan organisasional, pemusatan pengambilan keputusan pada diripemimpin. Dengan
penonjolan dominasi keberadaannya dan penekanan kuatpada kebersamaan, gaya kepemimpinan paternalistik
lebih bercorak pelindung,kebapakan dan guru.
3. Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang
kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitudaya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu
memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskansecara
konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidakmempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan perilaku serta gaya yangdigunakan
pemimpin itu.
4. Tipe Laissez Faire
Persepsi seorang pemimpin yang laissez faire melihat
perannya sebagai polisilalu lintas,
dengan anggapa
n
bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dancukup dewasa untuk taat pada
peraturan yang berlaku. Seorang pemimpin yang laissez faire cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkanorganisasi berjalan menurut
temponya sendiri.Nilai yang dianutnya biasanya bertolak dari filsafat
hidup bahwa manusiapada dasarnya memiliki rasa solidaritas, mempunyai kesetiaan, taat padanorma, bertanggung jawab.Nilai yang tepat dalam hubungan atasan –bawahan adalah nilai yangdidasarkan pada saling mempercayai yang besar. Bertitik tolak dari nilaitersebut, sikap pemimpin laissez faire biasanya permisif. Dengan sikap yangpermisif, perilakunya cenderung mengarah pada tindakan yangmemperlakukan bawahan sebagai akibat dari adanya struktur dan hirarkiorganisasi. Dengan demikian, gaya kepemimpinan yang digunakannya akandicirikan oleh
* Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif
*Pengambilan keputusan diserahkan kepada pejabat pimpinan yang lebih
rendah
* Status quo organisasional tidak terganggu
* Pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang
inovatif dan kreatifdiserahkankepada anggota organisasi
* Intervensi pemimpin dalam perjalanan organisasi berada
pada tingkat yang minimal.
5. Tipe Demokratik
Ditinjau dari segi persepsinya, seorang
pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya
selaku koordinator dan integrator. Karenanya,pendekatan dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya adalah holistik danintegralistik.
Seorang pemimpin yang demokratik menyadari bahwa organisasiharus disusun sedemikian rupa sehingga
menggambarkan secara jelas anekatugas
dan kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuanorganisasi. Seorang pemimpin yang demokratik melihat
bahwa dalamperbedaan sebagai kenyataan hidup, harus terjamin
kebersamaan. Nilai yangdianutnya berangkat
dari filsafat hidup yang menjunjung tinggi harkat danmartabat manusia,
memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi. Nilaitersebut tercermin dari sikapnya dalam hubungannya dengan bawahannya,misalnya
dalam proses pengambilan keputusan sejauh mungkin mengajak peranserta bawahan sehingga bawahan akan memiliki rasa
tanggung jawab yangbesar. Dalam hal
menindak bawahan yang melanggar disiplin organisasi danetika kerja, cenderung bersifat korektif dan edukatif.
Perilakukepemimpinannya mendorong
bawahannya untuk menumbuhkembangkan dayainovasi dan kreativitasnya. Karakteristik lainnya adalah kecepatanmenunjukkan
penghargaan kepada bawahan yang berprestasi tinggi.
Kalau harus memilih tipe kepemimpinan yang mana,maka saya
akan memilih tipe kepemimpinan demokratik,karena sebagai pemimpin kita harus
mendengarkan pendapat dari bawahan kita,agar aspirasi mereka tersalurkan sehingga
pemimpin nantinya tidak bisa berbuat sewenang-wenang dalam menggambil keputusan.
Sumber: